Rabu, 02 Januari 2013

Apakah saya?


    APAKAH SAYA MASIH PUNYA AGAMA?
  
    Sebelumnya saya ucapkan Assalamu'alaikum,sebuah ucapan yang sudah jarang saya ucapkan.hal tersebut hampir sama dengan yang saya alami sekarang,yang kebetulan sedang menjalani sebuah rutinitas kehidupan yang jauh sangat berbeda dengan rutinitas yang saya jalani 2 tahun kebelakang,saya yang sekarang sedang menjalani masa pemagangan tepatnya di negeri jepang yang sangat jauh berbeda dengan negeri saya sendiri dari segala aspek kehidupan, salah satunya dari aspek agama, yang kita kenal penduduk jepang mempunyai rasa nasionalisme tinggi,dan sangat menghargai budaya2 kuno yang sampai saat ini masih terpelihara dengan baik, seperti peribahasa "gou ni itte wa gou ni shitagae" yang dalam bhasa indonesia berarti "dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung" hal tersebut menjadi dilema bagi saya pribadi disamping saya seorang muslim yang mempunyai kewajiban menjalankan segala aturan sesuai agama saya yang sangat bertolak belakang dengan aturan negara jepang yang merupakan negara sekularisme/ yang memisahkan kehidupan beragama dengan pemerintahan, berangsur-angsur kehidupan beragama yang sudah saya jalani selama 21 tahun pun lenyap dalam waktu 2 tahun, sake,daging babi,wanita,kehidupan malam jepang. hal tersebut bisa dibilang biasa oleh orang pribumi,tapi bagi saya itu sangat melanggar norma2 agama yang saya anut. kembali lagi ke peribahasa di atas , saya pun dengan perasaan bersalah telah melanggar norma2 tersebut, dalam setiap pertemuan penting(acara rutin perkumpulan serikat kerja,acara ramah tamah,acara perkawinan,sampai acara pemakaman pun SAKE selalu ada).  saya pun merasa sadar dan berpikir apakah yang saya lakukan selama 2 tahun ini benar atau salah? dari segi agama yang saya anut jelas salah,tapi dengan keadaan saya yang sekarang ini berada di negeri yang sangat disiplin hukum,yang menuntut semua warga yang tinggal didalamnya untuk mematuhi semua aturan,yang sebagian aturannya merupakam warisan leluhur mereka yang terus dipertahankan disamping teknologinya yang berkembang pesat. 
tempat peribadatan yang tidak disediakan pemerintah,disiplin hukum,dan warisan budaya yang sangat kental telah merubah kehidupan saya.sisa waktu 1 tahun kedepan saya berada di negeri jepang apakah akan semakin menjauhkan diri saya dari norma-norma agama yang saya anut,atau akan adanya perbaikan diri dalam menyikapi problema hidup ini, saya sangat berterima kasih kepada sensei/guru2 saya yang selalu menulis artikel2 yang sangat mengingatkan saya tentang kehidupan yang saya jalani saat ini.mungkin isi dari tulisan saya ini hanyalah sebuah curahan hati pergolakan jiwa yang saya alami, terima kasih Wassalamu'alaikum.

2 komentar:

  1. Hmmmm bgung mau bilang apa.
    Kmbli ke pribadi km sndri sih.
    Tmn kuu bnyk yg di sna tpi alhamdulillah apa yg d larang agama bisa di hindari..
    Karna masalah tidak selalu jadi alasan untuk akibat.....

    BalasHapus